
Lahir batin terporoti. Pulsa telepon terkuras menelpon supplier kanan kiri minta penawaran, minta diskon dan memesan. Badan pontang panting mensinkronkan jadwal jaga dengan jadwal keluar untuk verifikasi barang. Belum lagi dicurigai bersikap culas dan jadi tikus. Padahal uang bensin dan uang makan pun tidak dapat.
Dalam sisi merah pikiranku ada yang berpendapat;
"Sudahlah kawan, dari pada cuman dicurigai mending dipastiin aja bahwa culas itu perlu dan lumrah, perhaluslah dengan retorika bahwa ini hanya menutup biaya biar tidak tekor. Anggaplah ini bisnis dan engkau jadi temporary broker"
Wah.. nakal sekali.
Saya jadi merenung, jika uang sudah jadi berhala pantas saja kalau oknum kejaksaan pun bisa ditawar, dibeli dan dipelihara.
Tapi.. tampaknya menggiurkan juga ya. Kalau dicoba gimana ya rasanya? :)