Thursday, April 03, 2008

KUN FAYAKUN; NOVEL SEGAR DUA RASA (TRILLER-RELIGI).


Judul buku: Kun..Fayakun
Penulis: Andi Bombang
Penerbit : DIVA press, Jogjakarta
Terbitan: Desember, 2007
Tebal: 625 halaman
Harga: Rp. 56.000,-


Namaku Hardi Kobra.
Kalau ada orang yang ngaku preman, penjudi,
pembunuh, pezina atau penguasa gelap suatu kawasan di Jakarta ini yang tak gemetar kala disebut namaku, pastilah dia orang baru di sini. Jika ada presiden untuk dunia hitam, akulah presidennya.

Untaian kalimat itu mengungkap sosok sentral novel ini. Halaman awal menggebrak dengan kondisi kekinian Hardi Kobra. Halaman berikut berseling dengan flash back kehidupan awal Hardi dan akhirnya menceritakan petualangan dan akhir pencarian Hardi dalam kehidupan.
Mencerahkan dan beda. Kesan ini yang didapatkan setelah menuntaskan novel tebal ini. Berbeda dengan novel religi umumnya, yang kesannya baca saja dan mengerti karena memang dalilnya seperti itu. Di novel ini, lebih dalam membahas ke hakikat. Berat namun logis.
Tokoh sentralnya adalah pemuda bugis perantau yang bernama Ahmad Lazuardi atau Hardi Kobra. Setengah buku mengisahkan perjalanan hidup nan berliku dari pemuda biasa yang mencoba bertahan hidup di Jakarta hingga akhirnya menaklukkan Jakarta. Dari menjadi tukang parkir hingga menjadi kepala preman paling disegani sekaligus orang yang paling dicari polisi.Triller aksi yang mengasyikkan dengan alur cerita dan bahasa yang kuat.
Setengah buku terakhir menjadi novel hakikat yang sangat inspiratif dan mencerahkan. Bahasannya bukan lagi soal syariat yang ketat, yang ini boleh ini tidak, yang ini haram ini halal, tapi lebih luas dan dalam menyentuh titik dasar dari pemahaman beragama. Soal hakikat. Mungkin bagi sebagian orang akan cukup kontroversi tapi penulis novel ini meramunya dalam bahasa yang mudah dicerna, menarik dan logis. Apalagi rasa humor tidak dilupakan dalam novel ini. Inilah yang membuatnya berbeda dengan novel religi yang lain.
Membacanya mengingatkan saya pada buku Kho Ping Hoo dan Bastian Tito (Wiro Sableng). Mungkin perpaduan keduanya.
Penasaran, tegang, drama, rasa haru dan kelucuan teramu apik dalam novel ini. Lengkap. Membahas hal berat ternyata tidak harus sampai membuat kepala pening dan jidat berlipat tujuh. Salut.