Wednesday, May 05, 2010

KETIKA SRI MULYANI BERHIJRAH...


Berkah itu datang pada saat yang tidak disangka-sangka. Sy menganggapnya kuasa Allah. Bayangkan di negeri sendiri, yang begitu dicintainya, yang lebih dibelanya bahkan ketika ibunya sakit, dia dihujat, dicaci maki dan dianggap pesakitan. (saya baca kisah heroiknya yang lebih memilih memeras otak bersidang berhari-hari hingga tidak tidur dan memutuskan sesuatu demi menyelamatkan negeri ini dari krisis ekonomi daripada menemani ibunya yang sakit dirumah sakit).
Tapi di dunia internasional, di belahan benua yang lain yang jauhnya entah berapa ribu mil menyeberangi lautan, kilaunya terlihat terang benderang. Hingga dia dipinang untuk menakhodai Bank Dunia. Pikiran pendek saya, bank dunia itu saingannya cuma bank akhirat. Bank Century itu sih kecillll.
Ini soal kredibilitas. Sungguh aneh juga memilukan. Jika dunia internasional mengakuinya, kenapa dalam negeri justru meragukannya. Saya jadi ingat pak BJ Habibie yang begitu dihormati di Jerman, namun dinegerinya justru di caci maki.
Soal akuntabilitas, di bank dunia nanti seorang Sri Mulyani berani 'dihargai' 1,5 M per bulan (gaji plus tunjangan tanpa cacian dan hujatan). Sangat tidak berbanding dengan apa yang didapatnya di negeri Indonesia tercinta ini. Diluar kekurangannya, saya pribadi merasa sedih dengan hijrahnya ibu Sri Mulyani. Saya yakin bangsa ini merugi kehilangan salah satu warga terbaiknya. Tapi itulah jalan terbaik atas rahmat Tuhan. Semoga yang merasa anak bangsa ini menyadari dan belajar menghargai prestasi anak bangsa yang lain. Amin.
Bu Sri Mulyani, selamat ya bu.