Tuesday, March 28, 2006

AYO MENCOBLOS!!!!

Hari ini hari bersejarah bagi Balikpapan. Hari ini pilkada untuk memilih Balikpapan 1 dan 2 dilaksanakan. Pemilihan walikota dan wakilnya secara langsung untuk pertama kalinya. Menegangkan. Atmosfir Balikpapan pun panas beberapa minggu terakhir.

Banyaknya uang yang terkucur, tenaga yang terkuras, waktu yang tersita menjadi harga yang mahal untuk sebuah proses demokrasi. Semoga yang menang nantinya tidak petantang petenteng, jumawa lantas mencemooh yang kalah. Dan semoga yang kalah nantinya bisa legowo, bersikap ksatria, berbesar hati untuk menerima kenyataan.

Balikpapan yang damai sebelum pilkada harus tetap damai setelah pilkada. Balikpapan yang maju sebelum pilkada harus lebih maju setelah pemimpinnya yang baru terpilih. Persoalan sosial yang selama ini menggayuti Balikpapan bisa diurai dan tidak ada lagi. Harga sembako yang terjangkau, kriminalitas diminimalisir, pendidikan murah, lapangan kerja gampang, PLN gak mati-mati, dan air yang lancar. Cukup itu dulu.

Siapapun walikotanya, Balikpapan tetap aman dan maju. PEACE, MAN!!

Monday, March 27, 2006

SEMINGGU DI PELANGI CHARLIE

Bayangkan kombinasinya. Teman sakit, giliran tugasnya tiba, tidak ada pengganti, tersisa diriku. Ya, terima tugas dadakan deh.
Maka di subuh yang dingin, dengan semangat mau tak mau harus mau alias pasrah, saya berangkat ke pilot jetty Chevron. Jadwal pemberangkatan rutin ke Pelangi Charlie memang subuh. Jam 05.45 waktu Balikpapan. Beruntung saya masih terangkut, meski sebagai penumpang terakhir. uupss.

6 jam di atas boat Pelican Vision, mengarung samudera, membelah ombak coba dinikmati sambil mencoba membalas tidur yang terputus tadi subuh. Sebenarnya, transportasi ke Pelangi Charlie bisa ditempuh dengan bus 6 jam ke Bontang, baru lanjut boat 30 menit ke barge. Namun itu tidak efektif dan efisien. Bisa juga lewat udara dengan helikopter sekitar 45 menit. Tapi itu juga tidak reguler dan biayanya cukup mahal. Maka sebagai profit company, maka sesuai teori ekonomi, dipilihlah boat yang bisa ngankut penumpang banyak dengan biaya yang lebih murah.

Meski begitu soal kenyamanan di perjalanan, boat pelican vision termasuk nyaman. Mungkin tergolong mini cruiser (kapal mewah mini). Pelayan yang ramah, makanan yang melebihi standar warteg, pemutaran film, mini coffe corner (gratis), dan ruangan ber-ac. Adem.

Hingga akhirnya sampai juga kita di Pelangi Charlie. Pelangi Charlie adalah sebuah barge. Tepatnya jenis crane barge yang saat ini melayani konstruksi sumur minyak Chevron Texaco (dulu Unocal Indonesia) di wilayah Bontang, Kalimantan Timur. Sumur minyak yang digarap itu punya konstruksi eksplorasi bernama Melahin Platform.

Ingatanku berputar kembali. Setelah sekian lama tidak melaut, tidak melihat pria berotot bemain lumpur dengan keringat yang membasahi 'cover-all'. Kini terpampang lagi. 24 jam deru mesin, besi beradu, teriakan pekerja terus bergema. Shift kerja di laut adalah 12 jam. Sungguh berat. Makanya jumlah kalori dalam makanan mereka juga harus cukup. Sekitar 3000 kilokalori. Cukup untuk menggendutkan pekerja yang kurang pake otot seperti saya. Sangat cukup untuk meningkatkan kolesterol dan asam urat juga.

Ada yang membuat saya sedikit tersiksa. Setiap subuh, jam 5.30 harus hadir di safety meeting. Melaporkan kegiatan seharian kemarin dan rencana kegiatan hari ini. Berat, melawan kantuk dan hawa dingin. Makanya selepas meeting, sekitar jam 6.15, langsung sarapan dulu, keluarkan galley permit harian (surat ijin klinik bahwa pihak katering boleh memasak dan menyiapkan makanan), baru sambung molor. 1-2 jam cukup. Terus jalan mengelilingi helidek, masuk gym, dan mandi pagi jam 9.

Meski di barge ini, sinyal hape dan telpon bebas pake. Makanan pun melimpah. Biaya hidup nihil. Namun saya masih merindukan suasana darat. Berapa hari lagi ya pulang???

Friday, March 24, 2006

KEHILANGAN KUNCI

Kelamaan tidak pulang, kunci rumah pun hilang entah kemana. Sudah diubek-ubek tempat yang potensial menyimpan, tidak bersua jua. Adduhh.

Sungguh memusingkan. Kepala puyeng 8 penjuru mata angin. Kedua pelipis digosok minyak siyong-nyong malah tambah pusing, campur mual pula. Minum combantrin 2 tablet tetap juga pusing. Pengen rasanya tereak “pusiiiiinggg!!” kayak peggy melati suci harum mewangi sepanjang hari. Tapi takut naa.. nanti orang pada panggil ambulans RSJ.

Ih, seandainya saja di setiap kunci dipasangi microchip, GPS, alarm atau cukup lonceng sapi yang bisa dikendalikan dengan satu tombol dari jauh. Sekali tekan remote, si kunci pun memekik dan memberitau posisinya. Wah, hidup akan lebih mudah.

Ooo.. Doraemon, adakah alat seperti itu? Keluarin naa.. dari kantong ajaibmu.
Atau..atau anumo saja, alat biar bisa ingat teruss..teruss..terussss. Ahhhh..

Thursday, March 23, 2006

CORETAN AWAL NAA...

Setelah sekian bulan tak aktif di media gaib, iseng saya buka rumah jaman dulu(www.tabecedde.blogspot.com) yang sudah mulai berantakan dan tak terurus lagi.

Mengenang susah payahnya saya bangun rumah itu, meletakkan susunan bangunannya, mendandaninya, mengecatnya, mengatur perabotnya dan menyambut tamu-tamu yang datang. Terakhir kali saya kunjungi 2-3 bulan lalu. Itupun asal tengok saja. Tanpa ada maksud mengurusnya seperti dulu. Bukan karena tidak mau, tapi saya pun sudah bingung masuk pintunya lewat mana, mantra ajaib kuncinya pun sudah lupa entah bagaimana. :D
Mau dijual, ray white pun gak bakal mau. Digadaikan.. hmm kantor pegadaian yang menangani masalah tanpa masalah itu juga ogah. Mau dilelang.., sungguh keajaiban jika ada yang berminat. Saya toh sadar saya bukan siapa-siapa. Saya bukan Oprah atau seleb, tokoh, atau legenda yang barang bekasnya laris dan dihargai mahal per-item-nya. Barang bekas saya kalo dijual kiloanpun dihargainya semena-mena oleh tukang loak. Apalagi bila dijual satuan. hehehe... mana tahan.
Trus saya meluncur ke tempat nongkrong dan diskusi keluarga (www.blogfam.com). Makin asyik dan banyak inovasi yang terlahir. Meski terakhir sungguh apes, kunci masuk saya pun sudah tidak dikenali. Mungkin juga karena sudah lupa, salah ngetik dan salah ingat. Maklum sudah toa mi Ramang :( uhu..uhu.. sungguh sedih naa.. Saya pun hanya bisa memandangnya, membacanya tanpa bisa ikut coddo'. Kasian naa kodooong.
Tapi dengan tekad membara, saya mulai berniat membangun rumah baru ini. Meski tipenya perumnas dan ngambil polanya dari develover. Gak apa. Yang penting mulainya dulu. Semangat mumpung masih menggelora. Ewako...
Ini coretan awal naa.. Coretan yang membaurkan dialek makassar, bugis dan balikpapan. Yang om Yus Badudu bisa marah mendelik membaca susunan kata dan penggunaan tata bahasanya. Gak apa. Namanya juga coretan awal. Asal nulis pula.
Sampai jumpa ditulisan mendatang. Tabe'