Tuesday, April 13, 2010

PEMANIS ASPARTAM; BERBAHAYA APA TIDAK?


Aspartame selama ini dipakai sebagai pemanis buatan rendah kalori, baik sebagai gula diet maupun untuk pemanis berbagai produk makanan seperti permen, es krim , yoghurt, minuman energy dll. Bahkan aspartame dinyatakan aman bagi penderita diabetes, wanita hamil dan anak-anak. Namun kontroversi pun selalu mengikuti produk ini. Oleh yang tidak setuju, aspartame dicurigai menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, limfoma dan kanker otak. Namun sejak 1981 sampai sekarang, FDA (badan pengawasan obat dan makanan di Amerika) dan FSA eropa menyetujui pemakaian produk aspartame ini. Tentu ini tidak sembarangan dan telah melalui berbagai penelitian. Lantas kenapa masih jadi kontroversi??? Apakah ada unsur kompetisi bisnis yang tidak sehat disini? Entahlah, bisa ya bisa tidak.

Yang jelas, satu-satunya kontraindikasi pemakaian aspartame adalah bila orang tersebut menderita fenilketonuria. Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalanina secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksida fenilalanina menjadi tirosina dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Dan karena itu perlu untuk mengontrol asupan fenilalanina yang didapatnya. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun kejadiannya hanya satu per 15.000 orang. Bukan hanya aspartam, tapi juga segala macam makanan yang mengandung fenilalanina termasuk nasi, daging dan produk susu. Karena itu, pada setiap produk yang mengandung aspartam ada tanda peringatan untuk penderita fenilketonuria bahwa produk yang dikonsumsi tersebut mengandung fenilalanina.

Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.

Meski secara ilmiah dan secara legal, keamanan aspartam bisa dipertanggungjawabkan. Namun soal konsumsinya kembali kepada anda. Bila ragu, tinggalkan. Bila yakin, silakan.

No comments: