Sunday, March 02, 2008

Gairah Malam Di Persimpangan Kota


Pulang dari jaga sore, jam 11 malam lewat. Menyusur jalan Sudirman bagai ritual saja rasanya. Rintik hujan masih menyisakan bekas. Dingin menggelayut sesekali brrr..menusuk tulang.


Meski dingin menerpa tubuh, otak iseng masih juga berputar. Mengajak pelan menyusur jalan, memperhatikan kehidupan late night yang masih berdenyut dan tetap bergairah saat manusia kebanyakan pulas dalam istirahat malam. Tenggelam dalam empuknya kasur ataupun hangatnya dekapan pasangan hidup.


Disekitar Taman Bekapai, 2 tempat nyanyi2 NAV 02 dan Happy Puppy masih buka. Gerobak tahu tek2 dan nasi goreng masih mangkal, belasan ABG berdandan minim dengan gaya sedikit norak berbaur dengan pria2 kemayu yang berdandang menor dan tak kalah seksi. Tak sungkan mereka menggoda lelaki dalam kendaraan yang lewat atau pun yang singgah mencari makan.


Di depan Bahtera-BC, perempuan2 dengan pakaian ketat dan bodi menggoda juga mangkal. Di sini motor dicueki, tapi kalo bawa mobil cukup menepi saja, perempuan ini yang akan mendekat. Berapa shortimenya? wah.. sy belum pernah nawar bos.


Terakhir di pertigaan Le Grandeur, kalo di sini hati-hati. Wanita aspal yang banyak mangkal. Soal bodi dan wajah tidak kalah dengan wanita asli. Malah beberapa lebih cantik dari wanita aslinya. Suaranya saja yang tetap garang. hehehe..


Inilah kontradiksinya. Fenomena kota metro. Saat Balikpapan bertekad menjadi kota Madinatul Iman, pekerja tengah malam tetap beraksi. Menggairahkan malam yang dingin demi alasan ekonomi dan gaya hidup. Ini bukan promosi, tapi sekedar melepas keingintahuan bolehlah asal jangan kebablasan. Ingat HIV/AIDS coi.

Meski tak se vulgar Red Light District di Amsterdam dan tak se-transparan Kilo 17, namun gairah tetap hidup dalam transaksi terselubung.

No comments: