Tuesday, December 15, 2009

WISATA SEJARAH DENGAN TRANS JOGJA, DARI KERATON HINGGA PRAMBANAN



Kali ini kami memutuskan untuk bertualang bersama bus Trans Jogja, busway ala Jogja. Cukup dengan pas 3000 anda bisa keliling jogja. Sangat ekonomis bukan.
Pagi sekali sebelum sarapan, kami berjalan menuju pasar tradisional Beringharjo. Pasar terbesar dan terlengkap di Jogja. Jarak dari hotel tidak jauh-jauh amat, tidak sampai 1 km. Disana kami hanya membeli jajanan pasar yang sangat murah meriah. Mungkin karena kepagian, masih banyak kios yang belum buka. Tak mengapa, yang penting lokasinya sudah tahu. Supaya seru, pulangnya kami tidak melalui jalan yang sama.
Usai sarapan dan mandi, tour segera dimulai. Mumpung masih fresh dan merasa cantik ganteng, kami singgah dulu di Ratri Image di lantai 3 Mirota Batik untuk berfoto adat jawa ala bangsawan kraton. Untuk 6 pose, cukup membayar 70 ribu untuk ukuran foto 4R. Baju, riasan dan asesoris disiapkan oleh studio. Sangat layak untuk dicoba bukan?.
Sebagai penghormatan, kami mulai tour dari kilometer nol. Tepatnya di Keraton. Tiket masuk hanya Rp.5000 perorang ditambah 1000 untuk ijin motret. Semuanya boleh difoto kecuali museum batik. Mungkin tujuannya agar isi museum tetap asli, tetap sakral dan tidak dijiplak (entar ada lagi yang tiba-tiba ngaku batik ini itu punya negaranya..).
Dari keraton, perut sudah keroncongan. Kami mencoba gudeg di daerah wijilan. Tempat yang konon menjadi sentra gudeg enak di jogja.
Adventure begin. Dari wijilan, naik becak ke halte busway terdekat. Dan menurut keterangan petugas halte, tempat perhentian terjauh adalah Prambanan. Okelah kalo begitu. Kami ikut sampai Prambanan. Toh bayarnya sama saja 3000 meski untuk sampai prambanan bisa ganti bus hingga 3 kali. Prambanan itu sendiri sdh ujung Jogja, bahkan berbatasan dengan Klaten. Dari halte Prambanan, naik becak motor Rp 5000 untuk ke Candi Prambanan. Sampai di loket, tiket masuk 12.500 perorang tapi lebih disarankan ambil paket tour Prambanan + Kraton Ratu Boko yang ditawarkan petugas. Lebih hemat dan transport disiapkan pergi dan pulang secara gratis. Hanya 20 ribu perorang. Bandingkan kalo ambil terpisah. Untuk masuk keraton Ratu Boko sendiri bayar 10 ribu, belum ditambah ongkos transport.
Keraton Ratu Boko, historinya konon adalah tempat ayahanda dan keluarga Roro Jonggrang. Putri yang membuat hati Bandung Bondowoso kepincut dan merindu setengah mati. Bahkan permintaan Roro Jonggrang untuk dibuatkan 1000 candi yang mesti jadi sebelum matahari terbit esok pagi disanggupi Bandung Bondowoso ini. Hal yang merupakan mission imposible dan memang itu disadari oleh Roro Jonggrang sebagai upayanya menolak halus cinta Bandung. Dan ketika 999 candi sudah siap dan yang ke 1000 sudah jadi setengahnya, muslihat Roro Jonggrang lainnya membuat semburat jingga langit yang pada waktu itu sebenarnya masih subuh. Bandung Bondowoso tertipu mengira fajar pagi sudah datang dan dia kesal. Kekesalannya itulah yang membuatnya mengutuk Roro Jonggrang hingga terbentukknya candi sewu dan candi Prambanan. Seandainya waktu itu Bandung Bondowoso sudah memakai jam tangan, tentu dia tidak akan tertipu. (hehehe).
Usai puas sekaligus cuapek hingga kaki serasa diganduli batu berkilo-kilo, kami pulang naik Trans Jogja. Kali ini sekali aja hingga ke Malioboro. Kami memutuskan hari ini cukup wisata kali ini. Besok kita rencana ke tempat yang lain lagi seputar Jogja.

1 comment:

Suprih Rustanto said...

salam kenal dari blogger semarang, senang bisa membaca dan berkomentar di blog ini, tulisan terakhir saya: 20+1 Yang Unik Dari Semarang